Kisah Wanita Yang Selalu Berbicara Dengan Bahasa Al-Qur'an

Jumat, 29 Januari 2010
[Diambil dari sebuah note Mahirrudin Alkhoir]

Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta'ala :
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah
ke makam Rasulullah sallallahu 'alayhi wasallam. Ketika saya berada
disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian
yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya
berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog
dengannya beberapa saat.


Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan

Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an.
Walaupun jawabannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan,
karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Abdullah : "Assalamu'alaikum warahma wabarakaatuh."

Wanita tua : "Salaamun qoulan min robbi rohiim." (QS. Yaasin : 58)
(artinya : "Salam sebagai ucapan dari Tuhan Maha Kasih")

Abdullah : "Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?"

Wanita tua : "Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu." (QS : Al-A'raf :
186 ) ("Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya")
Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.

Abdullah :
"Kemana anda hendak pergi?"
Wanita tua : "Subhanalladzi asra bi 'abdihi lailan minal masjidil
haraami ilal masjidil aqsa." (QS. Al-Isra' : 1) ("Maha suci Allah yang
telah menjalankan hambanya di waktu malam dari masjid haram ke masjid
aqsa")
Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji
dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.

Abdullah : "Sudah berapa lama anda berada di sini?"

Wanita tua : "Tsalatsa layaalin sawiyya" (QS. Maryam : 10) ("Selama
tiga malam dalam keadaan sehat")

Abdullah : "Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?"

Wanita tua : "Huwa yut'imuni wa yasqiin." (QS. As-syu'ara' : 79)
("Dialah pemberi aku makan dan minum")

Abdullah : "Dengan apa anda melakukan wudhu?"

Wanita tua : "Fa in lam tajidu maa-an fatayammamu sha'idan thoyyiban"
(QS. Al-Maidah : 6) ("Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang
bersih")

Abdulah : "Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?"

Wanita tua : "Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil." (QS. Al-Baqarah :
187) ("Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam")

Abdullah : "Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa?"

Wanita tua : "Wa man tathawwa'a khairon fa innallaaha syaakirun
'aliim." (QS. Al-Baqarah : 158) ("Barang siapa melakukan sunnah lebih
baik")

Abdullah : "Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?"

Wanita tua : "Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta'lamuun." (QS.
Al-Baqarah : 184) ("Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu
mengetahui")

Abdullah : "Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?"

Wanita tua : "Maa yalfidhu min qoulin illa ladaihi roqiibun 'atiid."
(QS. Qaf : 18) ("Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada
Raqib Atid")

Abdullah : "Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap

seperti itu?"
Wanita tua : "Wa la taqfu ma laisa bihi ilmun. Inna sam'a wal bashoro
wal fuaada, kullu ulaaika kaana 'anhu mas'ula." (QS. Al-Isra' : 36)
("Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran,
penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan")

Abdullah : "Saya telah berbuat salah, maafkan saya."

Wanita tua : "Laa tastriiba 'alaikumul yauum, yaghfirullahu lakum."
(QS.Yusuf : 92) ("Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah
telah mengampuni kamu")

Abdullah : "Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini

untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang
di depan."
Wanita tua : "Wa maa taf'alu min khoirin ya'lamhullah." (QS Al-Baqoroh
: 197) ("Barang siapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah
mengetahuinya")

Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata : "Qul lil

mu'miniina yaghdudhu min abshoorihim." (QS. An-Nur : 30) ("Katakanlah
pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka")
Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilahkan ia
mengendarai untaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya,
karena unta itu terlalu tinggi baginya. Wanita itu berucap lagi.

Wanita tua : "Wa maa ashobakum min mushibatin fa bimaa kasabat

aidiikum." (QS. Asy-Syura' 30) ("Apa saja yang menimpa kamu disebabkan
perbuatanmu sendiri")

Abdullah : "Sabarlah sebentar, saya akan mengikatnya terlebih dahulu."

Wanita tua : "Fa fahhamnaaha sulaiman." (QS. Anbiya' 79) ("Maka kami
telah memberi pemahaman pada nabi Sulaiman")

Selesai mengikat unta itu sayapun mempersilahkan wanita tua itu naik.


Abdullah : "Silahkan naik sekarang."

Wanita tua : "Subhaanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu
muqriniin, wa inna ila robbinaa munqolibuun." (QS. Az-Zukhruf : 13-14)
("Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini pada kami
sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami akan kembali
pada tuhan kami")

Sayapun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat

kencang. Wanita tua itu berkata lagi.

Wanita tua : "Waqshid fi masyika waghdud min shoutik" (QS. Lukman :

19) ("Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu")

Lalu jalannya unta itu saya perlambat, sambil mendendangkan beberapa

syair, Wanita tua itu berucap.
Wanita tua : "Faqraa-u maa tayassara minal qur'aan" (QS. Al- Muzammil
: 20) ("Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur'an")

Abdullah : "Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak."

Wanita tua : "Wa maa yadzdzakkaru illa uulul albaab." (QS Al-Baqoroh :
269) ("Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu")

Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya : "Apakah anda mempunyai suami?"

Wanita tua : "Laa tas-alu 'an asy ya-a in tubda lakum tasu'kum" (QS.
Al-Maidah : 101) ("Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan
menyusahkanmu")

Ketika berjumpa dengan kafilah di depan kami, saya bertanya kepadanya

: "Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?"
Wanita tua : "Al-maalu wal banuuna zinatul hayatid dunya." (QS.
Al-Kahfi : 46) ("Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di
dunia")

Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.

Abdullah : "Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?"
Wanita tua : "Wa alaamatin wabin najmi hum yahtaduun" (QS. An-Nahl :
16) ("Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk")

Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan

ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua
ini saya menuju perkemahan.
Abdullah : "Adakah orang yang akan kenal atau keluarga dalam kemah ini?"
Wanita tua : "Wattakhodzallahu ibrohima khalilan" (QS. An-Nisa' : 125)
("Kami jadikan ibrahim itu sebagai yang dikasihi") "Wakallamahu musa
takliima" (QS. An-Nisa' : 146) ("Dan Allah berkata-kata kepada Musa")
"Ya yahya khudil kitaaba biquwwah" (QS. Maryam : 12) ("Wahai Yahya
pelajarilah alkitab itu sungguh-sungguh")

Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka

keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan
dan ceria, seperti bulan yang baru muncul. Setelah tiga anak ini
datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu.

Wanita tua : "Fab'atsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati

falyandzur ayyuha azkaa tho'aaman fal ya'tikum bi rizkin minhu." (QS.
Al-Kahfi : 19) ("Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota
dengan membawa uang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik
agar ia membawa makanan itu untukmu")

Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan,

lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu brkata :
Wanita tua : "Kuluu wasyrobuu hanii'an bima aslaftum fil ayyamil
kholiyah" (QS. Al-Haqqah : 24) ("Makan dan minumlah kamu dengan sedap,
sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah
lalu")
Abdullah : "Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan
memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini
sebenarnya."



Ketiga anak muda ini secara serempak berkata : "Beliau adalah orang
tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara
mempergunakan ayat-ayat Al-Qur'an, hanya karena khawatir salah
bicara."

Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya.


Akhirnya saya pun berucap : "Fadhluhu yu'tihi man yasyaa' Wallaahu dzul fadhlil adhiim." (QS. Al-Hadid : 21) ("Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang besar")

[Disarikan oleh: DHB Wicaksono, dari kitab Misi Suci Para Sufi, Sayyid


Abubakar bin Muhammad Syatha, hal. 161-168] dari Situs Al-Muhajir

Hak cipta adalah milik Allah semata.

Hak kita sebagai manusia adalah berlomba-lomba menyebarluaskan
kata-kata kebaikan kepada seluruh umat manusia.





"Fadhluhu yu'tihi man yasyaa'
Wallaahu dzul fadhlil adhiim."(QS. Alh-Hadid : 21)("Karunia Allah yang diberikan
kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang
besar")

0 comments:

Posting Komentar

 

Leave Your Words

Categories

Populer Post

Your Position

Live Traffic Feed

Follow Me

My Friend's comming

Page Rank

Checkpagerank.net

BlogUpp!

Link Bloofers


LINK BLOOFER

© 2010 Junto Y Por Siempre Design by Dzignine
In Collaboration with Edde SandsPingLebanese Girls