'Kalau Bos Bilang Saya Dipecat, Saya Siap'

Kamis, 30 Desember 2010
0 comments


VIVAnews - Indonesia memang bisa memenangi final Piala AFF leg kedua melawan Malaysia dengan skor 2-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Rabu, 29 Desember 2010. Sayang, kemenangan ini gagal mengejar defisit tiga gol dari final leg pertama.

Pelatih Tim Nasional Indonesia, Alfred Riedl, sudah siap mendapatkan tekanan akibat kegagalan timnya menjadi juara. Ia menegaskan dirinya siap dengan apa pun keputusan yang dikeluarkan PSSI menyusul kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF.

"Saya di sini hanyalah karyawan. Kalau bos bilang saya dipecat, saya siap. Presiden (Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid) bisa memutuskan segalanya," kata Riedl di Jakarta.

"Saya masih punya kontrak sekitar 16 bulan, tapi dalam sepakbola Anda tidak tahu apa yang akan terjadi. Mungkin saja dalam dua bulan saya dipecat. Tidak ada yang tahu," ujar Riedl.


Nurdin Halid seusai pertandingan mengatakan kalau Riedl akan tetap terus menangani timnas. Menurut Nurdin, kegagalan Merah Putih kali ini sudah menjadi takdir. (art)

Baca selengkapnya »

Profile Alfred Riedl

0 comments

Tanggal Lahir : 2 November, 1949
Negara : Australia
Karir Pemain :
1961 - 1967 ATSV Teesdorf, Austria
1967 - 1972 Austria Wien, Vienna, Austria
1972 - 1974 St. Truiden, Belgium
1974 - 1976 Royal Antwerp, Antwerp, Belgium
1976 - 1980 Standard Liege, Liege, Belgium
1980 - 1981 FC Metz, Metz, France
1981 - 1982 GAK, Graz, Austria
1982 - 1984 Wiener Sportclub, Vienna, Austria
1984 - 1985 Vfb Mödling, Mödling, Austria


Karir Pelatih :
1983 - 1984 Ass. Coach Wiener Sportclub, Austria
1984 - 1985 Ass. Coach Mödling, Austria
1986 - 1987 Head Coach Kottingbrunn, Austria
1987 - 1988 Ass. Coach Austria Wien, Austria
1988 - 1989 Head Coach Ittihad Jeddah U 19, Saudi Arabia
1989 - 1990 Head Coach Wiener Sportclub, Austria
1990 Head Coach Olympic Team, Austria
1990 - 1992 Head Coach National Team, Austria
1992 - 1993 Head Coach FAV AC, Austria
1993 - 1994 Head Coach OCK, Morocco
1994 - 1995 Head Coach Zamalek S.C., Cairo, Egypt
1996 - 1997 Supervisor Iran Football Federation (Manager)
1997 - 1998 Head Coach National Team, Liechtenstein
1998 - 2001 Head Coach National Olympic Team, Vietnam
2001- 2003 Head Coach Al Salmiya Club, Kuwait
2003- 2004 Head Coach National Olympic Team, Vietnam
2004- 2005 Head Coach National Team, Palestine
2005- 2008 Head Coach National Olympic Team, Vietnam
2009 Head Coach Olympic Team, Laos
Baca selengkapnya »

Fully Activity In This Week ..

Selasa, 02 Maret 2010
4 comments

Beberapa menit yang lalu gw kaget, kenapa ?? Setelah melihat kalender di SCeLE yang baru kali ini indah berwarna dalam satu minggu full di bulan Maret 2010.. Tidaaaaaaakk !!!!
Minggu ini deadline tugas dan kuis. Temen sebelah gw cuma bisa geleng-geleng kepala ngliat jadwal gw ini. Terkejutkah ia? Tentu saja, tak kalah hebohnya sama gw . Huffff ......
Begadang [lagi] mode: ON .

Dan salah satu harinya adalah jadwal ini ..







Berikut adalah jadwal gw sesungguhnya :
  • 1 March 2010 : Submit Tutorial 1 Basdat II
  • 2 March 2010 : Submit Terlambat Tutorial 1 Basdat II
  • 3 March 2010 : Kuliah Pengganti Basdat II Kelas B (untung bukan kelas B)
  • 4 March 2010 : Kuis 1 Basdat II Kelas B (lagi-lagi beruntung bukan kelas B)
  • 5 March 2010 : Submit Tugas 1 Jarkom + Submit Tugas 2 Probter + Kuis 1 Basdat II (unbelieveble !!!)
  • 6 March 2010 : Submit Tugas 1 OSK
  • 7 March 2010 : Submit Tugas 2 Jarkom
  • 10 March 2010 : Submit Tugas 3 Alin
Baca selengkapnya »

Arti Persahabatan

Sabtu, 20 Februari 2010
0 comments
Dalam hidup gw, sahabat menjadi prioritas ketiga, setelah Allah swt., dan keluarga. Gw bersyukur banget punya sahabat yang bisa setia menemani gw dari mulai gw masih SD sampai saat ini. Merekalah sahabat sejati gw yang insyaallah masih akan terus begitu seterusnya.
Friendship isn't how you forget, but how you forgive. Not how you listen, but how you understand. Not how you see, but how you feel. Not how you let go, but how you hold on !

Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas sosial. Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan,penghargaan, afeksi. Sahabat akan menyambut kehadiran sesamanya dan menunjukkan kesetiaan satu sama lain, seringkali hingga pada altruisme. Selera mereka biasanya serupa dan mungkin saling bertemu, dan mereka menikmati kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Mereka juga akan terlibat dalam perilaku yang saling menolong, seperti tukar-menukar nasihat dan saling menolong dalam kesulitan. Sahabat adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Namun bagi banyak orang, persahabatan seringkali tidak lebih daripada kepercayaan bahwa seseorang atau sesuatu tidak akan merugikan atau menyakiti mereka. Nilai yang terdapat dalam persahabatan seringkali apa yang dihasilkan ketika seorang sahabat memperlihatkan secara konsisten:
  • kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain.
  • simpati dan empati.
  • kejujuran, barangkali dalam keadaan-keadaan yang sulit bagi orang lain untuk mengucapkan kebenaran.
  • saling pengertian.

Seringkali ada anggapan bahwa sahabat sejati sanggup mengungkapkan perasaan-perasaan yang terdalam, yang mungkin tidak dapat diungkapkan, kecuali dalam keadaan-keadaan yang sangat sulit, ketika mereka datang untuk menolong. Dibandingkan dengan hubungan pribadi, persahabatan dianggap lebih dekat daripada sekadar kenalan, meskipun dalam persahabatan atau hubungan antar kenalan terdapat tingkat keintiman yang berbeda-beda. Bagi banyak orang, persahabatan dan hubungan antar kenalan terdapat dalam kontinum yang sama.

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Persahabatan)
-. Makasih teman-teman .-

-sincera09-
Baca selengkapnya »

Hmmmmm ????

0 comments
Haduuh, hati dan pikiran masih terusik, kenapa? Ternyata gw masih belum bisa mengemban tugas yang sudah di amanahkan oleh orang lain. Masih menunda-nunda amanah. Mungkin itu sebabnya sampai saat ini gw masih belum siap mengemban amanah yang lebih besar dari yang sekarang. Tapi sampai kapan harus selalu bekerja di bawah bayang-bayang orang lain. Yang harus tunggu disuruh/diperintah. Semangat.semangat. Suatu saat gw pasti bisa mengemban amanah besar itu.
Baca selengkapnya »

Kisah Wanita Yang Selalu Berbicara Dengan Bahasa Al-Qur'an

Jumat, 29 Januari 2010
0 comments
[Diambil dari sebuah note Mahirrudin Alkhoir]

Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta'ala :
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah
ke makam Rasulullah sallallahu 'alayhi wasallam. Ketika saya berada
disuatu sudut jalan, tiba-tiba saya melihat sesosok tubuh berpakaian
yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudah tua. Saya
berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog
dengannya beberapa saat.


Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan

Abdulah bin Mubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur'an.
Walaupun jawabannya tidak tepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan,
karena tidak terlepas dari konteks pertanyaan yang diajukan kepadanya.

Abdullah : "Assalamu'alaikum warahma wabarakaatuh."

Wanita tua : "Salaamun qoulan min robbi rohiim." (QS. Yaasin : 58)
(artinya : "Salam sebagai ucapan dari Tuhan Maha Kasih")

Abdullah : "Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?"

Wanita tua : "Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu." (QS : Al-A'raf :
186 ) ("Barang siapa disesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya")
Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.

Abdullah :
"Kemana anda hendak pergi?"
Wanita tua : "Subhanalladzi asra bi 'abdihi lailan minal masjidil
haraami ilal masjidil aqsa." (QS. Al-Isra' : 1) ("Maha suci Allah yang
telah menjalankan hambanya di waktu malam dari masjid haram ke masjid
aqsa")
Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji
dan hendak menuju ke masjidil Aqsa.

Abdullah : "Sudah berapa lama anda berada di sini?"

Wanita tua : "Tsalatsa layaalin sawiyya" (QS. Maryam : 10) ("Selama
tiga malam dalam keadaan sehat")

Abdullah : "Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?"

Wanita tua : "Huwa yut'imuni wa yasqiin." (QS. As-syu'ara' : 79)
("Dialah pemberi aku makan dan minum")

Abdullah : "Dengan apa anda melakukan wudhu?"

Wanita tua : "Fa in lam tajidu maa-an fatayammamu sha'idan thoyyiban"
(QS. Al-Maidah : 6) ("Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang
bersih")

Abdulah : "Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?"

Wanita tua : "Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil." (QS. Al-Baqarah :
187) ("Kemudian sempurnakanlah puasamu sampai malam")

Abdullah : "Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa?"

Wanita tua : "Wa man tathawwa'a khairon fa innallaaha syaakirun
'aliim." (QS. Al-Baqarah : 158) ("Barang siapa melakukan sunnah lebih
baik")

Abdullah : "Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?"

Wanita tua : "Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta'lamuun." (QS.
Al-Baqarah : 184) ("Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu
mengetahui")

Abdullah : "Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?"

Wanita tua : "Maa yalfidhu min qoulin illa ladaihi roqiibun 'atiid."
(QS. Qaf : 18) ("Tiada satu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada
Raqib Atid")

Abdullah : "Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap

seperti itu?"
Wanita tua : "Wa la taqfu ma laisa bihi ilmun. Inna sam'a wal bashoro
wal fuaada, kullu ulaaika kaana 'anhu mas'ula." (QS. Al-Isra' : 36)
("Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamu ketahui, karena pendengaran,
penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan")

Abdullah : "Saya telah berbuat salah, maafkan saya."

Wanita tua : "Laa tastriiba 'alaikumul yauum, yaghfirullahu lakum."
(QS.Yusuf : 92) ("Pada hari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah
telah mengampuni kamu")

Abdullah : "Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini

untuk melanjutkan perjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang
di depan."
Wanita tua : "Wa maa taf'alu min khoirin ya'lamhullah." (QS Al-Baqoroh
: 197) ("Barang siapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah
mengetahuinya")

Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata : "Qul lil

mu'miniina yaghdudhu min abshoorihim." (QS. An-Nur : 30) ("Katakanlah
pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka")
Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilahkan ia
mengendarai untaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya,
karena unta itu terlalu tinggi baginya. Wanita itu berucap lagi.

Wanita tua : "Wa maa ashobakum min mushibatin fa bimaa kasabat

aidiikum." (QS. Asy-Syura' 30) ("Apa saja yang menimpa kamu disebabkan
perbuatanmu sendiri")

Abdullah : "Sabarlah sebentar, saya akan mengikatnya terlebih dahulu."

Wanita tua : "Fa fahhamnaaha sulaiman." (QS. Anbiya' 79) ("Maka kami
telah memberi pemahaman pada nabi Sulaiman")

Selesai mengikat unta itu sayapun mempersilahkan wanita tua itu naik.


Abdullah : "Silahkan naik sekarang."

Wanita tua : "Subhaanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu
muqriniin, wa inna ila robbinaa munqolibuun." (QS. Az-Zukhruf : 13-14)
("Maha suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini pada kami
sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnya kami akan kembali
pada tuhan kami")

Sayapun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat

kencang. Wanita tua itu berkata lagi.

Wanita tua : "Waqshid fi masyika waghdud min shoutik" (QS. Lukman :

19) ("Sederhanakan jalanmu dan lunakkanlah suaramu")

Lalu jalannya unta itu saya perlambat, sambil mendendangkan beberapa

syair, Wanita tua itu berucap.
Wanita tua : "Faqraa-u maa tayassara minal qur'aan" (QS. Al- Muzammil
: 20) ("Bacalah apa-apa yang mudah dari Al-Qur'an")

Abdullah : "Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak."

Wanita tua : "Wa maa yadzdzakkaru illa uulul albaab." (QS Al-Baqoroh :
269) ("Dan tidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu")

Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya : "Apakah anda mempunyai suami?"

Wanita tua : "Laa tas-alu 'an asy ya-a in tubda lakum tasu'kum" (QS.
Al-Maidah : 101) ("Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan
menyusahkanmu")

Ketika berjumpa dengan kafilah di depan kami, saya bertanya kepadanya

: "Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?"
Wanita tua : "Al-maalu wal banuuna zinatul hayatid dunya." (QS.
Al-Kahfi : 46) ("Adapun harta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di
dunia")

Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.

Abdullah : "Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?"
Wanita tua : "Wa alaamatin wabin najmi hum yahtaduun" (QS. An-Nahl :
16) ("Dengan tanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk")

Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan

ibadah haji mengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua
ini saya menuju perkemahan.
Abdullah : "Adakah orang yang akan kenal atau keluarga dalam kemah ini?"
Wanita tua : "Wattakhodzallahu ibrohima khalilan" (QS. An-Nisa' : 125)
("Kami jadikan ibrahim itu sebagai yang dikasihi") "Wakallamahu musa
takliima" (QS. An-Nisa' : 146) ("Dan Allah berkata-kata kepada Musa")
"Ya yahya khudil kitaaba biquwwah" (QS. Maryam : 12) ("Wahai Yahya
pelajarilah alkitab itu sungguh-sungguh")

Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka

keluarlah anak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan
dan ceria, seperti bulan yang baru muncul. Setelah tiga anak ini
datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanita itu.

Wanita tua : "Fab'atsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati

falyandzur ayyuha azkaa tho'aaman fal ya'tikum bi rizkin minhu." (QS.
Al-Kahfi : 19) ("Maka suruhlah salah seorang dari kamu pergi ke kota
dengan membawa uang perak ini, dan carilah makanan yang lebih baik
agar ia membawa makanan itu untukmu")

Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan,

lalu menghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu brkata :
Wanita tua : "Kuluu wasyrobuu hanii'an bima aslaftum fil ayyamil
kholiyah" (QS. Al-Haqqah : 24) ("Makan dan minumlah kamu dengan sedap,
sebab amal-amal yang telah kamu kerjakan di hari-hari yang telah
lalu")
Abdullah : "Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan
memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini
sebenarnya."



Ketiga anak muda ini secara serempak berkata : "Beliau adalah orang
tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicara
mempergunakan ayat-ayat Al-Qur'an, hanya karena khawatir salah
bicara."

Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya.


Akhirnya saya pun berucap : "Fadhluhu yu'tihi man yasyaa' Wallaahu dzul fadhlil adhiim." (QS. Al-Hadid : 21) ("Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang besar")

[Disarikan oleh: DHB Wicaksono, dari kitab Misi Suci Para Sufi, Sayyid


Abubakar bin Muhammad Syatha, hal. 161-168] dari Situs Al-Muhajir

Hak cipta adalah milik Allah semata.

Hak kita sebagai manusia adalah berlomba-lomba menyebarluaskan
kata-kata kebaikan kepada seluruh umat manusia.





"Fadhluhu yu'tihi man yasyaa'
Wallaahu dzul fadhlil adhiim."(QS. Alh-Hadid : 21)("Karunia Allah yang diberikan
kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalah pemberi karunia yang
besar")
Baca selengkapnya »

Cinta Laki-Laki Biasa (part 4)

0 comments
Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari
kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga
anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu
sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak
sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di
rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil.

Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania
dengan Rafli.

Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah
sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak
perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh,
dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.

Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran
kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU.

Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili
mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap dan
bercanda mesra..

Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan kehadirannya.

Nania, bangun, Cinta?

Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil mencium tangan, pipi dan
kening istrinya yang cantik.

Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan berfikir
untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit,
mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra. Kadang
lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan
membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu.

Sambil tak bosan-bosannya berbisik,

Nania, bangun, Cinta?

Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan
Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya
di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber
semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan ibunya.

Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak
bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.

Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata,
gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di
wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah
penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.

Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan
mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan
airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa.

Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun
terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke
sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu
cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja
datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang
jatuh cinta.

Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur..

Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur.

Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan itu
tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu
meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan
paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar.

Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran,
nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut. Anak-anak, seperti
juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan Nania.. Begitu
bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di
sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli yang
berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan senyum
hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di
jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas
hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua
berbisik-bisik.

Baik banget suaminya!

Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!

Nania beruntung!

Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.

Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya
memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bermuka masam!

Bisik-bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.

Bisik-bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin
frustrasi, merasa tak berani, merasa?

Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang-orang di
luar mereka memang tetap berbisik-bisik, barangkali selamanya akan selalu
begitu. Hanya saja, bukankah bisik-bisik itu kini berbeda bunyi?

Dari teras Nania menyaksikan anak-anaknya bermain basket dengan ayah
mereka.. Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.

Ya. Duapuluh dua tahun pernikahan. Nania menghitung-hitung semua,
anak-anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan
yang lebih dari yang bisa dia syukuri. Meski tubuhnya tak berfungsi
sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah
direbut takdir dari tangannya.

Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki-laki biasa
yang tak pernah berubah, untuk Nania.
Baca selengkapnya »

Cinta Laki-Laki Biasa (part 3)

0 comments
Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu
dari waktunya.

Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera
dikeluarkan!

Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke
dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga
perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal,
hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya
waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi, dan
menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta
orangtua Nania belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat
pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan
melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi
pembukaan berjalan lambat sekali.

Baru pembukaan satu.

Belum ada perubahan, Bu.

Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster empat jam kemudian
menyemaikan harapan.

Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan.

Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor yang
tinggi.

Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah,
didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu
kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.

Masih pembukaan dua, Pak!

Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa menghibur karena rasa sakit yang
sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu makin payah.

Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.

Bang?

Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.

Dokter?

Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin?

Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?

Bagaimana jika terlambat?

Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang
karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar
operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat
ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan
dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam perahu
yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun. Terakhir,
telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di sekitarnya,
dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian dia tak sadarkan
diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir
lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.

Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.

Pendarahan hebat!

Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah.

Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana
pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali.

Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua mereka.

Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung
beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh darahnya
dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.

Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.

***
Baca selengkapnya »

Seluncuran Pertama

0 comments
Kamis kemarin, gw ke Mall Taman Anggrek. Awalnya nemenin temen buat ketemu temennya di sana, tapi pas naik ke lantai 3 tiba-tiba aja ketemu anak-anak fasilkom juga(ga tiba-tiba sii sebenernya. hehe). Mereka lagi main ice skating di dalem. Mereka dadah-dadahan sama gw, trus langsung bilang, "fotoin kita dari atas donk". Yaaaaaah, kirain seneng ngliat gw dateng. (hehe, ngarep).
Dan akhirnya gw fotoin mereka dari atas, dan hasilnya lucu juga
Seneng banget bisa ketemu mereka, dan akhirnya gw ikutan jam 6 kurang. Pertama masuk arenanya, "brrrrrr, dingin banget". Dari mulut bisa keluar asep, hebaaat, hehhe. Karena masih belum bisa adaptasi sama sepatunya, alhasil, masih jadi "orang pinggiran(orang yang main di pinggir)". Tapi yasmin langsung ngajarin, dan alhamdulillah bisa dengan cepat, yaah, walaupun masih suka gedeg sendiri, padahal ga ada apa-apa. Berhasil satu putaran tanpa kurang satu apapun, sampai akhirnya yasmin jatuh karena dibelakangnya ada orang, "maaf ya, yamin.", dan gw pun ikut merasakan jatuh di es. "aaaaauu,sakit juga". Ini kali pertama gw ke Mall Taman Anggrek, dan main ice skating.

Tapi setelah maghrib, mereka langsung pulang. "yaaaah, kok pada pulang sii, gw baru masuk", mereka bilang, "gw udah daritadi nil mainnya", yaudah deh, jadi main cuma berdua aja, 2 orang yang ga bisa main, cuma bisa ketawa-ketiwi doank, sambil seluncuran
Ditinggal sama teman-teman tanpa instruktur pula (yamin, dkk), yaudah deh, kita foto-foto aja dulu, hehe, tetep. Butuh perjuangan keras untuk memutari arena itu, karena makin banyak orang dan arenanya udah ga ada pembatasnya lagi. Banyak yang jago pula, bikin ngiri deh. Ga jarang pula orang-orang bertumbangan karena es nya licin.


Yaaah, kira-kira beginilah arena seluncur yang dingin itu. Macem-macem aja gaya para peseluncur, profesional maupun amatir. Pokoknya asik deh. Ga nyesel kalo yang belum pernah nyoba, seru kok. Pengalaman yang asik, apalagi bareng sama teman-teman.


Makasih ya semuanya ...













-sincera09-
Baca selengkapnya »
 

Leave Your Words

Categories

Populer Post

Your Position

Live Traffic Feed

Follow Me

My Friend's comming

Page Rank

Checkpagerank.net

BlogUpp!

Link Bloofers


LINK BLOOFER

© 2010 Junto Y Por Siempre Design by Dzignine
In Collaboration with Edde SandsPingLebanese Girls